Di tengah gencarnya perkembangan digital marketing, banyak brand cenderung fokus pada saluran digital, seperti melalui website dan sosial media untuk memasarkan produk maupun jasa.
Namun, tidak sedikit brand besar maupun lokal yang justru melihat hasil signifikan dari strategi Out-of-Home (OOH) Advertising.
Media luar ruang seperti billboard, videotron, reklame transportasi, maupun iklan di area publik terbukti efektif untuk mendorong penjualan offline.
Mengapa begitu? Karena OOH advertising bekerja di titik yang strategis dan vital, yaitu ruang nyata di mana banyak sekali audiens beraktivitas.
Saat calon konsumen melihat iklan brand di jalan, stasiun, terminal, atau pusat perbelanjaan, pesan yang mereka terima menjadi pengingat kuat untuk melakukan pembelian secara langsung di toko atau outlet fisik.
Mari kita bahas lebih dalam bagaimana OOH advertising bisa membantu brand meningkatkan penjualan offline dan mengapa strategi ini masih sangat relevan di era digital.
1. Meningkatkan Brand Visibility di Lokasi Strategis
Salah satu kekuatan utama OOH advertising adalah kemampuan menjangkau audiens secara masif di lokasi-lokasi dengan traffic yang tinggi. Misalnya, iklan yang terpasang billboard di jalan utama, iklan di KRL, atau iklan di halte Transjakarta.
Bagi sebuah bisnis iklan di titik strategis ini bisa berfungsi sebagai “penunjuk arah” sekaligus pengingat bagi konsumen. Contoh sederhana:
- Restoran cepat saji yang memasang iklan billboard dekat atau rest area, dimana restoran tersebut berada di dalam rest area.
- Retail fashion yang beriklan di pusat kota dekat dengan cabang toko mereka.
Kehadiran iklan di lokasi relevan membuat konsumen lebih mudah tergerak untuk melakukan aksi secara spontan.
2. Mendorong Impulse Buying
OOH advertising seringkali memicu pembelian impulsif (impulse buying). Saat audiens melihat promosi menarik di billboard atau bus branding, mereka terdorong untuk segera membeli.
Contohnya:
- Supermarket menampilkan promo “Diskon 50% Buah Segar Hari Ini” di baliho yang terpasang di dekat cabang toko.
- Coffee shop menayangkan iklan es kopi terbaru di stasiun KRL, sehingga penumpang yang baru turun segera ingin mencobanya di coffee shop yang berada di area stasiun KRL.
Dalam kasus ini, OOH bukan hanya menyampaikan pesan brand, tapi juga bisa menjadi pemicu langsung yang mendorong audiens untuk melakukan pembelian ke toko atau gerai sehingga iklan OOH memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis.
3. Membantu Konsumen Mengingat Lokasi Toko
Salah satu tantangan penjualan offline adalah bagaimana membuat konsumen ingat dan tahu lokasi toko.
Iklan digital memang bisa menargetkan audiens, tapi tidak semua orang akan langsung mengasosiasikan iklan digital dengan lokasi fisik.
Di sinilah iklan OOH hadir sebagai solusi. Misalnya, iklan billboard yang bertuliskan “Kunjungi Showroom Kami di Jl. Sudirman No. 88” atau iklan di halte yang menampilkan “Hanya 200 meter dari sini”.
Pesan semacam ini sangat membantu menciptakan top of mind plus awareness lokasi kepada para audiens.
Ketika konsumen sedang berada di sekitar area tersebut, mereka lebih mungkin untuk mengunjungi toko secara langsung.
4. Menjadi Jembatan antara Online dan Offline
OOH advertising kini tidak berdiri sendiri. Dengan integrasi digital, brand bisa menghubungkan iklan offline dengan interaksi online.
Contohnya:
- Kode QR yang ada di branding KRL, berfungsi mengarahkan audiens untuk me-redeem voucher di toko fisik.
- Hashtag campaign di billboard yang mendorong audiens untuk posting dan mendapatkan hadiah saat berbelanja offline.
Kombinasi ini membuat audiens mendapatkan pengalaman omnichannel, di mana mereka melihat iklan secara offline, namun tindakan akhirnya bisa diarahkan untuk datang ke toko. Strategi ini terbukti efektif untuk meningkatkan conversion rate di penjualan offline.
5. Memberikan Kredibilitas dan Kepercayaan
OOH advertising juga berperan besar dalam membangun brand trust.
Apa alasannya? Karena iklan luar ruang biasanya membutuhkan investasi besar dan ditempatkan di lokasi bergengsi.
Secara psikologis, konsumen cenderung melihat brand yang tampil di billboard atau videotron sebagai brand yang kredibel, kuat, dan dapat dipercaya.
Kepercayaan ini mendorong konsumen untuk lebih yakin membeli langsung di outlet atau toko, tanpa khawatir soal kualitas produk.
Dengan kata lain, iklan OOH membantu menciptakan persepsi brand yang lebih premium.
6. Menjangkau Konsumen yang Sedang dalam Perjalanan
Salah satu alasan penjualan offline meningkat lewat OOH adalah karena iklan ini menjangkau konsumen ketika mereka sedang beraktivitas di luar ruang.
Orang yang melihat iklan di jalan biasanya:
- Dalam perjalanan menuju kantor
- Menuju pusat perbelanjaan di pusat kota
- Sedang transit di stasiun KRL dan terminal bus
Kondisi ini membuat mereka lebih mudah untuk langsung melakukan pembelian offline. Misalnya, iklan restoran cepat saji di area perkantoran bisa langsung menggiring audiens untuk makan siang di outlet terdekat.
7. Efektif untuk Produk atau Layanan Lokal
Jika brand Anda memiliki jangkauan geografis tertentu (misalnya toko, restoran, showroom, atau cabang di area tertentu), iklan OOH adalah medium paling tepat untuk mengarahkan audiens sekitar ke lokasi fisik.
Contoh:
- Klinik kesehatan yang memasang iklan billboard di dekat kawasan perumahan
- Dealer motor yang beriklan di perempatan padat lalu lintas dekat showroom mereka.
Iklan OOH akan bekerja sangat baik untuk menarik konsumen yang tinggal atau beraktivitas di area tersebut agar datang langsung.
8. Keunggulan Dibandingkan Iklan Digital
Digital marketing memang menawarkan targeting yang presisi, tapi ada kelemahan utama, yaitu tidak semua audiens online akan terkonversi menjadi pembeli offline.
Iklan OOH justru mengisi celah itu. Iklan luar ruang menjangkau orang di momen nyata, di mana keputusan membeli lebih mungkin dilakukan.
Dengan kombinasi visual yang kuat, ukuran media yang besar, dan keberadaan di ruang publik, iklan OOH mampu meninggalkan kesan yang lebih mendalam dibandingkan iklan digital yang mudah ter-skip.
OOH advertising bukan sekadar media branding, tetapi juga alat yang ampuh untuk mendorong penjualan offline.
Dengan menempatkan iklan di lokasi strategis, memicu impulse buying, memperkuat ingatan akan lokasi toko, serta membangun kredibilitas, OOH terbukti efektif untuk membawa audiens dari sekadar melihat iklan menjadi pembeli nyata di outlet fisik.
Bagi brand yang beroperasi di Indonesia, strategi ini sangat relevan. Tingginya mobilitas masyarakat urban dan budaya belanja langsung di toko, membuat iklan OOH menjadi jembatan yang ideal untuk meningkatkan penjualan offline.
Jika brand Anda ingin menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan di outlet fisik, saatnya memanfaatkan potensi OOH advertising.
Morata Advertising siap membantu Anda memilih media luar ruang terbaik, mulai dari billboard, videotron, hingga iklan transportasi. Dan yang paling terpenting adalah media iklan yang Anda pilih adalah yang paling sesuai dengan target pasar brand Anda.
Hubungi Morata Advertising sekarang untuk mulai kampanye OOH yang berdampak nyata bagi penjualan offline Anda dengan klik banner di bawah ini!